Selasa, 28 April 2015

Manajemen Sekolah dan Manajemen Perusahaan



Manajemen Sekolah
Manajemen yang dilaksanakan di sekolah adalah manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha pendidikan agar mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, manajemen pendidikan mengatur agar seluruh potensi sekolah berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Sebagai top leader maka kepala sekolah menjadi orang yang mengatur agar guru-guru dan staf lain bekerja secara optimal dengan mendayagunakan sarana/prasarana yang dimiliki serta potensi masyarakat demi mendukung ketercapaian tujuan sekolah.
·         Planning, Dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, aktivitas manajemen pertama yang harus difungsikan sepenuhnya pada setiap organisasi adalah kegiatan perencanaan. Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Karena itu, perencanaan akan menentukan adanya perbedaan kinerja (perforemance ) satu organisasi dengan organisasi lain dalam pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini kepala sekolah bisa menetapkan rencana apa yang harus dilaksanakan sekolah untuk menyelesaikan program-program yang telah dibuat.  Fase pertama perlu ditetapkan : “ Apa, kapan dan bagaimana” pekerjaan harus dilakukan. Dalam fase ini disebut  “Perencanaan”  (Planning). Hal sama dikemukakan pula oleh T. Hani Handoko (1995) bahwa terdapat empat tahap dalam perencanaan, yaitu :
a. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan;
b. Merumuskan keadaan saat ini;
c. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan;
d. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

·         Organizing, organizing dimaksudkan mengelompokkan kegiatan yang diperlukan yakni penetapan susunan organisasi serta tugas dan fungsi-fungsi dari setiap unit yang ada dalam organisasi serta menetapkan kedudukan dan sifat hubungan antara masing-masing unit tersebut. Pengorganisasian dapat pula dirumuskan sebagai keseluruhan aktivitas manajemen dalam mengelompokan orang-orang serta penetapan tugas, fungsi, wewenang, serta tanggungjawab masing-masing dengan tujuan terciptanya aktifitas yang berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dalam hal ini kepala sekolah bisa mendistribusikan atau mengalokasikan tugas-tugas pada orang-orang yang diberi kewenangan yang dituangkan dalam SK.Tugas, Kepala Sekolah mendelegasikan kekuasaan dan menetapkan hubungan kerja antara anggota kelompok kerja dengan delegir.  Fase ini disebut “Pengorganisasian” (Organizing).

·         Actuating or Leading, Istilah leading yang merupakan salah satu fungsi manajemen yang dikemukan oleh Loius A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang menyebabkan orang lain bertindak. Leading meliputi 5 macam kegiatan yakni mengambil keputusan, mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara atasan dengan bawahan, memberi semangat, inspirasi, dan mendorong kepada bawahan supaya mereka bertindak, memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala Sekolah dapat menggunakan sarana-sarana, seperti komunikasi, pemberian instruksi, saran, teguran, pujian, sehingga para pelaku tenaga kependidikan tergerak untuk melaksanakan tugas yang telah diemban dengan secara ikhlas dan dengan kerjasama yang baik sebagai partner kerja kepala sekolah. Kegiatan ini menyebabkan  kegiatan operasional sekolah menjadi bergerak dan berjalan. Fase ini lazim disebut “Penggerakkan” (Actuating).

·         Controlling, pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan di mana letak penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya. Pada saat kegiatan sekolah sedang bergerak atau berjalan, kepala sekolah harus selalu mengadakan pengawasan atau pengendalian  agar gerakkan atau jalannya kegiatan operasional sekolah sesuai dengan planning yang telah digariskan. Fase ini disebut “Pengawasan atau Pengendalian”  (Controlling).

http://arthabernarda.blogspot.com/2013/01/manajerial-kepemimpinan-kepala-sekolah.html

Manajemen Perusahaan


Fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian (pengawasan) merupakan kekuatan para pemimpin dalam melaksanakan fungsi manajerial organisasi. Jika seorang pemimpin mampu secara baik merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan organisasi serta segala sumber daya yang ada didalamnya, maka tujuan dari organisasi akan dengan mudah tercapai. Dan pemimpin tersebut akan menjadi pemimpin yang seutuhnya karena bukan saja hanya mampu menciptakan misi/ visi organisasi, namun juga berhasil menjalankan aktivitas manajerial dalam kehidupan berorganisasi.

·         Planning, Merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pemilihan alternatif-alternatif, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program sebagai bentuk usaha untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting). Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan, haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga melakukan suatu analisis organisasi untuk mengetahui potensi internal dan eksternal. Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya keuangan secara efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius, agar organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat sumber-sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam membuat perencanaan : Analisis situasi & identifikasi masalah, menentukan skala prioritas, menentukan tujuan program, menyusun rencana kerja operasional (termasuk didalamnya menyusun anggaran).

·        Organizing, Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Staffing sangat penting dalam pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.

·         Actuating, Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi. Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta memberikan reward (penghargaan) apabila staff bekerja secara baik. Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu : Mengambil keputusan, Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan, Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak, Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat, Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.

·         Controlling, Merupakan pengendalian semua kegiatan dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, apakah semua kegiatan tersebut memberikan  hasil yang efektif dan efisien serta bernilai guna dan berhasil guna. Inti dari controlling adalah proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana. Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk  adalah evaluasi dan pelaporan. Controlling akan mengarahkan seluruh potensi organisasi yang terlibat agar tidak melakukan penyimpangan dalam pencapaian tujuan. Untuk itu controlling haruslah dilakukan secara bertanggung jawab dan dengan standar organisasi, sehingga pelaku-pelaku organisasi tetap bekerja secara maksimal dan fokus pada pencapaian tujuan organisasi.


Guru Profesional



Bagaimanakah guru yang professional itu?

1.      Guru harus menguasai bahan pelajaran.
Guru yang profesional mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Sungguh ironis jika terjadi siswa lebih dahulu mengetahui tentang sesuatu daripada guru. Memang guru tidak mungkin serba tahu, tetapi setiap guru dituntut untuk memiliki pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahliannya atau mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penguasaan guru  akan bahan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Makin tinggi penguasaan bahan oleh guru makin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa.
2.      Guru memerlukan persiapan professional yang lama (bandingkan dengan pekerjaan yang memerlukan latihan umum belaka)
Anggota kelompok guru dan yang yang berwenang di departemen pendidikan berpendapat bahwa persiapan professional yang cukup lama amat perlu untuk mendidik guru yang berwenang. Konsep ini menjelaskan keharusan memenuhi kurikulum perguruan tinggi, yang terdiri dari pendidikan umum, professional, dan khusus, sekurang-kurangnya empat tahun bagi guru pemula (S1)
3.      Memiliki kadar pengetahuan yang maju di mata pelajaran spesialisasinya.
Guru yang pengetahuannya sudah maju menghasilkan siswa yang nilainya lebih bagus dalam tes standar. Guru yang menguasai wilayah mata pelajarannya, lebih siap menjawab pertanyaan-pertanyan siswa dan menjelasakan konsep secara lebih baik. Tidak gugup dan penjelasannya tidak membingungkan.
4.      Mampu melakukan sesuatu pekerjaan tertentu secara rasional.
Dalam arti, ia harus memiliki visi dan misi yang jelas mengapa ia melakukan apa yang dilakukannya berdasarkan analisis kritis dan pertimbangan logis dalam membuat pilihan dan mengambil keputusan tentang apa yang dikerjakannya. “He is fully aware of why he is doing what he is doing.”
5.      Berpengalaman mengajar (paling sedikit tiga tahun).
Guru yang berpengalaman cenderung tahu lebih baik apa aktivitas dan praktik mengajar yang harus dipakai saat mengajarkan konsep-konsep tertentu. Dia juga lebih mampu mengindividualisir pelajaran agar cocok dengan kebutuhan setiap siswa.
6.      Seorang guru profesional harus bisa mengelola dirinya sendiri dalam tugas sehari-hari. Profesionalisasi guru merupakan salah satu proses pergerakan dari ketidak tahuan menjadi tahu. Jika guru mampu mengelola dirinya sendiri maka diapun mampu mengelola orang lain demikian juga sebaliknya. Guru yang bisa mengelola dirinya sendiri maka dia akan mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Seorang profesional adalah jika dia mempunyai kemampuan dan motivasi. Seseorang akan bekerja profesional jika memiliki kemampuan kerja yang tinggi serta kesungguhan hati untuk mengerjakan dangan baik. Guru akan bekerja profesional jika dia memiliki kemampuaan tinggi atau motivasi tinggi. Pernyataan yang sangat tepat apabila seseorang dengan kemampuan yang tinggi namun tidak disertai dengan motivasi yang tinggi maka tidak akan ada hasilnya.
7.      Memiliki daya (motivasi) dan citra (aaspirasi) unggulan dalam melakukan tugas mengajarnya.
Ia bukan sekadar puas dengan memadai persyaratan minimal, melainkan berusaha mencapai yang sebaik mungkin (profesiencies). “He is doing the best with a high achievement motivation.”
8.      Seorang guru professional harus bisa merencanakan proses belajar mengajar.
Untuk dapat membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut. dalam kegiatan tersebut secara terperinci harus jelas kemana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang harus ia pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara ia mempelajarinya  (metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian). Tujuan program atau perencanaan belajar mengajar tidak lain sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan praktik atau tindakan mengajar. Dengan demikian, apa yang dilakukan guru pada waktu mengajar di muka kelas semestinya bersumber kepada program yang telah disusun sebelumnya. Jelas, bahwa membuat program belajar mengajar sesudah mengajar adalah keliru sebab perencanaan selalu mendahului pelaksanaan.
9.      Guru yang professional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik.
Dalam mengajar diperlukan keterampilan yang dibutuhkan untuk kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Keterampilan guru dalam proses belajar mengajar antara lain : (a) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (b) keterampilan menjelaskan, (c) keterampilan bertanya, (d) keterampilan memeberi penguatan, (e) keterampilan menggunakan media pembelajaran, (f) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, (g) keterampilan mengelola kelas, (h) keterampilan mengadakan variasi, (i) keterampilan mengajar perorangan dan kelompok kecil.

10.  Tabel 1
Perbandingan Sikap Guru Professional dan Amatir
No.
PROFESIONAL
AMATIR
1.
Guru memandang tugas sebagai bagian dari ibadah
Guru memandang tugas semata-mata bekerja
2.
Guru memandang profesi guru adalah mulia dan terhormat
Guru memandang profesi guru biasa saja
3.
Guru menganggap kerja itu adalah amanah
Guru memandang kerja itu hanya mmencari nafkah
4.
Guru memandang profesi guru sebagai panggilan jiwa
Guru memandang profesi guru sebagai keterpaksaan
5.
Guru menganggap kerja itu nikmat dan menyenangkan
Guru memandang kerja itu beban dan membosankan
6.
Guru menganggap kerja itu sebagai bentuk pengabdian
Guru memandang kerja itu murni mencari penghasilan
7.
Guru memiliki rasa/ruhul jihad dalam mengajarnya
Guru mengajar sekadar menggugurkan kewajiban
8.
Guru mempelajari setiap aspek dari tugasnya
Guru amatir mengabaikan untuk mempelajari tugasnya
9.
Guru akan secara cermat menemukan apa yang diperlukan dan diinginkan
Guru amatir menganggap sudah merasa cukup apa yang diperlukan dan dinginkan
10.
Guru memandang, berbicara, dan berbusana secara sopan dan elegan
Guru amatir berpenampilan dan berbicara semaunya
11.
Guru akan menjaga lingkungan kerjanya selalu rapi dan teratur
Guru amatir tidak memerhatikan lingkungan kerjanya
12.
Guru bekerja secara jelas dan terarah
Guru amatir bekerja secara tidak menentu dan tidak teratur
13.
Guru tidak membiarkan terjadi kesalahan
Guru amatir mengabaikan atau menyembunyikan kesalahan
14.
Guru berani terjun kepada tugas-tugas yang sulit
Guru amatir menghindari pekerjaan yang dianggap sulit
15.
Guru akan mengerjakan tugas secepat mungkin
Guru amatir akan membiarkan pekerjannya terbengkalai
16.
Guru akan senantiasa terarah dan optimistik
Guru amatir bertindak tidak terarah dan optimistic
17.
Guru akan memanfaatkan dana secara cermat
Guru amatir akan menggunakan dana tidak menentu
18.
Guru bersedia menghadapi masalah orang lain
Guru amatir menghindari masalah orang lain
19.
Guru menggunakan nada emosional yang lebih tinggi seperti antusias, gembiraa, penuh minat, bergairah
Guru amatir menggunakan nada emosional rendah seperti marah, sikap permusuhan, ketakutan, penyesalan
20.
Guru akan bekerja sehinggs sasaran tercapai
Guru amatir akan berbuat tanpa memedulikan ketercapaian sasaran
21.
Guru menghasilkan sesuatu melebihi dari yang diharapkan
Guru amatir menghasilkan sekadar memenuhi persyaratan
22.
Guru menghasilkan sesuatu produk atau pelayanan bermutu
Guru amatir menghasilkan produk atau pelayanan dengan mutu rendah
23.
Guru mempunyai janji untuk masa depan
Guru amatir tidak memiliki masa depan yang jelas